Selasa, Desember 16, 2008

Bisnis rumahan

Setelah membaca Femina edisi tahunan, saya jadi makin bersemangat menekuni bisnis saya. Edisi yang membahas tentang berbisnis dirumah bagi para ibu tersebut mebuat saya melek dan pe-de dalam berbisnis. Disitu disebutkan bahwa seorang Elizabeth Wahyu memulai bisnisnya juga dari rumah, sambil menjaga putrinya. Sekarang, siapa yang tak kenal pengusaha muda tersebut? Aksesoris rancangannya bernilai tinggi dan berkelas. Penghasilannya pun saat ini pastinya sudah melebihi penghasilan seorang CEO. Lebih dari itu, dia bisa terus mengawasi tumbuh kembang putrinya. Sungguh ideal.

Bagi pekerja kantoran, tentu saja perlu keberanian dan keyakinan untuk memulainya. Keberanian untuk mengambil keputusan keluar dari comfort zone yakni kepastian income. Juga keyakinan bahwa kita mampu menekuni bisnis yang sudah pasti akan jatuh-bangun, apalagi hingga bisnis bisa berkembang dan maju.

Beruntung saya tidak memerlukan keberanian, karena saya di-PHK akibat perubahan manajemen perusahaan (di-PHK masih ada untungnya?hehehe...). Yang saya perlukan hanya keyakinan bahwa saya bisa.

Sebenarnya sayapun tidak begitu pe-de saat memulai berbisnis. Apalagi tidak ada pengalaman berbisnis dalam keluarga besar saya. Hanya saja, sejak zaman kuliah saya memang suka iseng, mulai dari mengajar privat English untuk SMA, mengajar baca Qur'an untuk pegawai kantoran, hingga menjual kartu telepon dikios fotocopy kampus (saat itu masih zaman pager). Saya memiliki jiwa 'cari uang', hahaha....

Kini kemandirian finansil saya terusik, ditambah kejenuhan yang memuncak. Ini membuat saya mengeksplorasi peluang yang bisa saya jadikan uang. Saya menyukai kreativitas, keindahan dan menyukai dunia jahit-menjahit. Kombinasi ketiganya saya wujudkan kedalam ButikAlisha. Satu yang saya yakini, hobby yang dijadikan bisnis akan membuat kita lebih tahan banting dalam berbisnis.

Perlahan tapi pasti, bisnis saya berjalan dengan lancar bahkan diluar dugaan, alhamdulillah. Pengalaman kerja dari profesi kerja sebelumnya banyak saya aplikasikan dalam berbisnis, mulai dari bernegosiasi hingga maintain relationship. Alhamdulillah..., saya benar-benar bersyukur pada-Nya. Untuk jangka pendek, saya belum berani bermimpi, karena situasi krisis global saat ini. Meski demikian, untuk jangka panjang, saya punya satu mimpi. Hanya kepada suami dan Ibu saya bercerita tentang mimpi saya. Kedua orang tercinta inilah yang sangat mendukung bisnis saya ini.

Semoga saja krisis ekonomi tidak mematikan usaha yang baru dimulai ini dan mimpi besar saya dapat terwujud. Jika itu terwujud, mungkin saat itulah saya benar-benar merasakan setiap tarikan nafas saya bermanfaat dan memiliki berkah. Amien...

Pelanggan ButikAlisha

Setelah sekian kali lupa terus mau ambil pic pembeli setia kerudung ButikAlisha, akhirnya Kamis kemarin kesampaian juga.

Kebetulan hari itu saya mau cari baby walker buat Kay, jadi sekalian saja mampir ke HSBC Amanah WTC mengantar pesanannya mba Maiva, teller HSBC Amanah. Biasanya pesanan saya titip ke supir suami untuk diantar ke klien, yang kebetulan satu gedung dengan kantor suami.

Awalnya sih, para staff Customer Service yang duluan pakai kerudung ButikAlisha. Lalu staff Teller gak mau ketinggalan gaya. Jadilah mereka pesan 5pcs untuk seragam kerja. Sayangnya, saat itu staff CS sedang sibuk melayani Nasabah. Akhirnya, mba Maiva ini yang bisa saya 'culik'. Staff Teller yang lain juga tidak ada ditempat. Teller desk kosong. But it's ok lah, next time masih bisa, karena kebetulan si mba Maiva ini pesan lagi untuk temannya.

Selesai dengan HSBC, ketika sedang menunggu supir di area lobby, tiba-tiba saya berpapasan dengan Ibu Roelly, pegawai UNICEF yang telah memborong 25pcs kerudung ButikAlisha. Kebetulan saat itu beliau sedang memakai kerudungnya.

Dari total 70pcs kerudung yang terjual sejak 22Oktober 2008, sepertiganya dibeli oleh bu Roelly ini. Pembeli terbanyak kedua ya HSBC, yang telah membeli 15pcs untuk seragam kerja.

Jumat, Desember 12, 2008

Idul Adha

Saat Idul Adha, Kay sudah kembali sehat. Sayangnya, kondisi yang masih baru pulih, cuaca yang buruk dan sepupu-sepupunya yang sakit membuat Kay terserang batuk sepulang bersilaturahmi dari rumah Yang Ti dan Mami. Esoknya, saya ke dokter lagi. Duh..duh.. lagi musim penyakit, memang...

Dua hari kemudian, Kay sembuh setelah rutin minum puyer batuknya.


Cuaca begini, jadi agak-agak mikir kalau mau ajak Kay jalan-jalan. Padahal gara-gara Kay nangis bertemu keluarga Papinya dirumah Yang Ti, sepulang dari sana Papinya langsung menyarankan Bunda supaya sering-sering mengajak Kay ke Mall or acara-acara apapun, agar Kay tidak takut bertemu orang. Waahhh.. lagi musim Sale begini disuruh nge-mall, siapa yang nolak?? huehehee....

Yang pasti, hari ini Bunda harus ninggalin Kay dirumah untuk membeli Baby Walker. Sejak kemarin, Kay sudah senang berdiri dan mulai berjalan 1-2 langkah. Jika dipaksa duduk, badannya diselonjorin ke depan, supaya diberdirikan. Hmmmm...

Senin, Desember 08, 2008

Bazaar Rumah Kita, Bogor

ButikAlisha ikutan bazaar Rumah Kita, Bogor, akhir November kemarin. Dengan persiapan mendadak, karena sempat ragu ikutan atu tidak karena badan kurang fit, jadilah ada beberapa perlengkapan bazaar yang ketinggalan. Termasuk mannequin kepala untuk display kerudung. Untungnya saya memakai kerudung yang sama dengan dagangan, jadilah saya sebagai manequinnya, hiks…
Feeling saya untuk memakai supir, ternyata terbukti benar, karena jarak area parkir dengan lokasi Rumah Kita cukup jauh hingga menggunakan becak khusus. Sementara barang dijaga oleh bediende yang ikut menemani, saya pun parkir. Repot sekali. Yah, supir yang telat memberi info, membuat saya harus nyetir Bekasi-Bogor PP.

Setibanya saya disana, stand saya sepertinya bergeser agak ke dalam. Karena sesuai layout, harusnya stand saya dihook pinggir jalan, tempat orang lalu lalang. Mungkin karena sehari sebelumnya saya batal ikut, maka stand saya digeser.. entahlah.. Rezeki gak kemana, pikir saya.

Untungnya, saya bertemu teman organisasi, sepasang suami istri, yang sudah lama sekali gak contact. Untung, karena teman saya menawarkan stand-nya yang free sejak jam 12 siang. Sementara acara masih berlangsung 2jam lagi. Dibantu teman, saya pun pindah stand, yang lokasinya strategis. Allah Maha Adil….
Selama 4jam bazaar, krudung terjual 8pcs. Alhamdulillah… Lumayan banyak untuk waktu yang demikian singkat. Ada seorang ibu-ibu yang memberikan kartu namanya dan meminta saya mau mengajarkan ibu-ibu Bogor yang mengerjakan produk yang sama dengan saya, saat beliau mengadakan bazaar.

Dengan kepala migren dan sedikit mual akibat udara panas, saya pun membereskan stand. Dengan berbecak ria, saya menuju area parker. Setir mobil panas sampai-sampai tidak bisa dipegang. Udara panas sebenarnya enak untuk tidur selama perjalanan pulang. Apalagi migren kumat begini.
Setibanya di rumah, saya minta punggung saya dikerok oleh bediende. Hasilnya, merah kehitaman. Melihat saya dikerok, suami berkomentar, "Ampuunn... dua kali bazaar dua kali kerokan.."

Kay diisengin Bunda....

Lagi pengen jail sama Kay, jadilah begini tampilan Kay dengan memakai kerudung dagangan, huehehe....

Kalo Bunda lagi sibuk, Kay ngertiin banget. Cukup dimasukkan kedalam keranjang, dikasih mainan yang banyak, Bunda bisa kerja dengan tenang. Kalo Kay mulai bosen, kasih majalah or apapun bentuk kertas (asal jangan koran), Kay udah anteng merobek-robek kertas.

Tidak terasa, sudah 70pcs kerudung terjual dalam waktu 1.5bulan. Pesanan gak pernah berhenti, alhamdulillah....

Ultah Zahra

Hari Minggu kemarin, kami memenuhi undangan 1st b-day Zahra, putri pertama sahabat kami di KFC Kemang. Seperti biasa, suami molor. Akibatnya, acara sudah selesai, kami baru sampai. Sebelum pergi, iseng foto dulu dengan Kay. Cheeseee…




Setibanya dilokasi, Kay yang baru tertidur sebentar, tiba-tiba terbangun dan berteriak kencang. Mungkin kaget dan kesal. Kasihan anakku.... Tapi setelah itu Kay tidak rewel, malah asik melihat-lihat balon dan gambar-gambar.


Karena acara sudah selesai, tidak lama tiba, kami hanya chit chat sejenak dengan tamu lain, lalu lunch bareng sang pemilik keriaan. Sementara yang berulang tahun sudah dibawa pulang neneknya, karena ternyata sedang sakit.

Melihat acara ultah baby begini, sepertinya seru. Namun saya dan suami sepakat memberikan pesta ultah untuk Kay diusianya yang ke-2 saja.

Minggu, Desember 07, 2008

Untuk pertama kalinya bidadari kecilku sakit

Fri, 5 Dec.
12pm.
Tiba-tiba saja badan Kay panas. Suhu tubuhnya mencapai 39 derajat C. Pagi yang masih riang, siang itu terlihat lebih kalem. Makin sore, keadaannya kian parah. Namun bidadari kecilku ini sama sekali tidak rewel. Dia cuma diam saja dengan kondisi badannya yang enggak enak itu. Kay pun tidak mau dipegang suster maupun bediende. Hanya sama saya. Saat saya coba berikan Tempra, Kay langsung muntah banyak sekali. Saya yang malam itu rencananya akan ber-bowling ria di EX memenuhi ajakan bujang party sahabat, harus urung ikut.

5pm.
Setelah menghubungi suami tentang keadaan si kecil, kami pun memutuskan untuk membawa Kay ke dokter. Suami menyarankan RS Mitra Bekasi, yang terdekat. Sementara saya ragu, mengingat kasus RS Mitra Jatinegara yang melarang perawatnya bertugas mengenakan jilbab. Bisa-bisa mendapat diskriminasi dalam pelayanan, nih..pikir saya. Namun untuk tetap berobat ke RS Bunda, sama saja cari penyakit.., lha Jum’at sore kok ya ke Jakartaa...

6pm.
Saya nekat saja pergi ke RS Mitra Bekasi. Di jalan, saya hubungi Dewi, seorang sahabat yang anak-anaknya pasien RS tersebut. Dia merujuk 2 dokter yang kapabilitasnya oke. Saat saya singgung tentang jilbab, sahabat saya kebingungan. Emang kenapa, Deas ? sahabat saya ini balik bertanya. Dia bingung karena, dokter Tisa, salah satu dokter langganannya, berjilbab. Wohohoo...

Setibanya disana, saya terhenyak. Para staff RS dan para pasien mostly berjilbab. Mitra Jatinegara antipati jilbab-er, sementara Mitra Bekasi sebaliknya. Hmm... menarik !

Dokter Tisa ternyata tidak praktek. Mau tidak mau saya mendaftar untuk ke dr. Winarno (terpaksa karena dokter rujukan sahabat saya ini adalah dokter senior which is pasiennya pasti banyuak). Benar saja, saya mendapat nomor urut 27 dan saat itu dokter belum mulai praktek. Weleh!

7pm.
Saya meminjam thermometer ke perawat. Masih di angka 39. Tidak lama kemudian si suster memanggil saya masuk ke dalam ruangan. Si suster ternyata pro-aktif, berinisiatif menceritakan kondisi Kay ke dr. Winarno dan mendapat instruksi dari dokter untuk memberikan obat penurun panas untuk Kay sambil menunggu giliran konsul.

8pm.
Kami masuk ruang dokter. Dari diagnosa dokter, Kay terkena radang tenggorokan dan mendapat obat antibiotik dan puyer. Tidak lama kemudian, papinya Kay datang menjemput. Melihat papinya, Kay langsung minta gendong. Saya pun bisa meluruskan tangan setelah sejak jam 3sore terus menggendongnya.

Sat, 6 Dec.
2am.
Tiba-tiba Kay terbangun dan kami berniat memberikan obatnya. Suhu tubuhnya 39,21. Panas sekali. Saat disuapi obat, lagi-lagi Kay muntah. Jadilah malam itu heboh. Tempat tidur, lantai kamar dan baju suami terkena muntahan. Kay menangis sejadi-jadinya. Melihat penderitaan Kay, saya pun menangis. Seandainya sakit dan penderitaanmu bisa dipindah ke bunda, Nak…

Setengah jam kemudian, Kay sudah tertidur dalam pelukan saya. Dalam gelap, sambil menangis, saya berjanji pada Allah, saya akan mengurangi kesibukan bisnis saya yang belakangan ini mengurangi banyak waktu saya bersama Kay, asal Kay segera disembuhkan. Tidak lama, saya merasakan tubuh Kay sedikit menghangat. Penasaran saya ambil thermometer. Beberapa menit kemudian muncul angka 33. Apa iya? Saya mencoba melihat tegas angka tersebut dengan lampu HP selama beberapa detik. Benar, 33. Apa ini yang namanya mukjizat?

7am.
Suhu Kay masih di angka 35. Naik lagi, pikir saya. Tiba-tiba hari itu Kay hanya mau dipegang oleh saya. Papinya terlihat sedih melihat putrinya tidak mau digendong olehnya. Bahkan saat Kay muntah (lagi) digendongan papinya ketika harus minum obat, kedua tangannya menggapai-gapai ke arah saya dengan tatapan iba minta saya gendong.

Begitulah Kay, selalu menolak setiap minum obat, dan pasti muntah banyak jika menelan obatnya. Sepanjang hari Kay pun rewel, tidak seperti kemarin.

3pm.
Kay berkeringat sangat banyak saat tidur. Sejak banjir keringat, suhu badannya perlahan mulai turun. Dia pun mulai mau digendong papinya.

5pm.
Kay mulai tertawa-tawa jika diajak bercanda. Meski sebentar kemudian dia lemah lagi.

7pm.
Suhu tubuhnya sudah pulih. Saya pun lega. Alhamdulillah….
Selesai sholat maghrib berjama'ah, suami berkata,"Kamu semalem kan nangis liat Kay sakit, kalo aku yang sakit, kamu nangis juga gak?"
Uhuk... uhuk....

Selasa, November 25, 2008

Hang out sambil jualan...


Berbeda dengan sahabat saya yang ingin jadi real housewife, sahabat-sahabat saya ini justru ingin punya tambahan selain kerja kantoran. Mendengar cerita bazaar dan bisnis saya, mereka makin tergiur untuk berbisnis sampingan.


Malah salah satu sahabat ingin berbisnis karena dilarang suami bekerja kantoran. Hmm... Teman yang sini pengen tetap kerja tapi dilarang suami... Teman yang sana capek kerja tapi belum ada sandaran...


Pertemuan singkat sambil lunch ini cukup menutupi rasa kangen. Mereka pastinya terkaget-kaget dengan new looks saya ini. Mereka yang dulu minta diajarin main billyard sama saya, sekarang tiba-tiba melihat penampilan saya yang tentunya sudah tidak cocok nge-billy, hahaha....


Kay di usia 7 bulan


Masuk usia 6.5bulan, Kay mulai senang duduk. Mandi pun maunya duduk.

Kini, usianya genap 7 bulan. Yang tadinya mandi duduk sambil berpegangan bak, sekarang tangannya sibuk ciprat-ciprat air.

Sekarang Kay malah maunya berdiri.

Yang paling disyukuri, Kay tidak rewel dalam hal makanan. Semua dia mau. Padahal menjelang MPASI, banyak cerita bayi ASIX susah MPASI. Sempet ikut was-was juga.... Alhamdulillah lancar...

Untuk pertama kalinya sejak Kay lahir, saya beli sufor, kemarin. Itupun rasanya beraaaaaattt... banget! Rasanya saya jadi Ibu yang kurang berjuang demi anak saat membeli sufor. Saya terpaksa beli karena papinya Kay ribut terus memaksa saya beli sufor. Daripada pusing diributin, ya sudahlah beli sekaleng kecil. Itupun sampai rumah segera wanti2 ke suster, agar sufor dibuka jika benar-benar emergency dan harus sepengetahuan dan sepersetujuan saya. Bukan suami.


Selain beli sufor, juga beli jantung pisang, si alat paling ampuh untuk memperbanyak ASI. Sayang, si suster lagi-lagi gak pake tanya, main kupas jantung pisang. Padahal jantung pisang hanya dimakan bagian bunganya saja, dibagian dalam.

Alhasil, begitu sayur jantung pisang matang, rasanya bak jamu hitam yang super pahit. Gak bisa dimakan. Padahal jantung pisang lumayan susah diperoleh. Susteeeer...susterrrr...

Ibu Rumah Tangga

"Ci, gue mau jadi Ibu Rumah Tangga aja, ah..” demikian awal pembicaraan cukup serius saya dengan seorang sahabat, Erry, kemarin.

“Eehh.. jangan salah, jengg… jadi IRT gak seperti yang lo kira. Apalagi lo lebih lama ‘pegang duit’ daripada gue. Jaman gue kuliah, lo udah gawe. Ya kan? Bisa stress and kejang-kejang lo nanti…” kata saya mengingatkan.

“Lho? Bukannya enak ya jadi Ibu Rumah Tangga itu?”

“Yaa.. Enak nggak enak lah.. Bingung juga kalo diam doang di rumah. Apalagi kalau mau bela-beli keperluan pribadi rasanya ada yang ganjel. Biarpun suami gak pernah tanya-tanya sisa uang bulanan, tapi tetep aja rasanya gimanaaa.. gitu. Beda lah kalau kita belanja dari hasil keringat sendiri. Ini aja gue pergi ke Gramedia sambil gak enak hati, gue ke sini, sementara suami pergi kerja. Padahal gw pergi untuk keperluan bisnis gue. Ya gitu laaah.. Btw, lo kenapa tiba-tiba mau jadi Ibu Rumah Tangga?"

"Ooo.. gitu ya? Iya nih, gue udah cape gawe... "

"Ya ampyun... yaa namanya juga gawe, say. Masih untung bisa gawe, hari gini orang banyak yang kena PHK, kan?"

"Iya sihh… Iya ya, gue kok jadi kayak kurang bersyukur ya? Tapi gue emang udah capek gawe, Ci."

Saya terdiam. Sahabat saya ini memang tidak seberuntung saya, yang bisa menikmati bangku kuliah dengan biaya dari orang tua. Sementara dia, lulus SMA harus bekerja sebagai sekretaris sambil kuliah D1 di akademi bereputasi biasa. Saat kemudian dia bisa kuliah D3 di Tar-Q, itupun dengan biaya sendiri. Wajar jika sekarang dia merasa jenuh…

“Emang lo mau balik gawe lagi jeng?" tanyanya lagi.
"Kayaknya sih mau bisnis aja. Lagipula kondisi begini, susah juga ya. Sementara banyak perusahaan bangkrut dan orang-orang mulai banyak di PHK, kan?" jawab saya.

"Iya sih... Tapi lo juga gak bosen juga ya diem di rumah, kan udah ada baby..? Eh iya, lo udah anniversary ya jeng?"

"Udah, July kemarin."
"Wah, gak terasa ya, udah anniversary. Sekarang udah ada baby pula."

Saya kembali terdiam. Sahabat saya ini bulan Januari 2009 ultah ke-33. Belum ada calon teman hidup. Naluri keibuannya menggelegak. Sementara itu tubuh dan jiwanyanya juga sudah ingin istirahat dari mencari nafkah.
Life..oh life…

Senin, November 03, 2008

Mulai MPASI

Minggu 26 Oktober 2008, Kay mulai MPASI.

Sehari sebelumnya, saya kesana-kesini cari Gasol, merk tepung beras organik khusus MPASI. Pertama saya hubungi agen Gasol Bekasi. Si pemilik ternyata sudah siap-siap pergi, sementara tokonya sudah tutup saat saya telpon. Dia lalu memberikan telpon Ibu Ika si pemilik Gasol. Menurut Ibu Ika, pengiriman baru bisa Senin. Wah! Besok Kay sudah mulai MPASI.

Akhirnya beliau info Gasol tersedia di Total buah cabang Kelapa Gading. Saat saya kesana, Gasol habis. Lalu saya ke Total buah Kelapa Gading II, alhamdulillah Gasol masih banyak dengan beragam rasa. Saya beli Gasol tepung beras merah, beras wangi dan kacang hijau.

Minggunya, saya buatkan Kay bubur susu tepung beras merah dan juga bubur pisang. Ternyata Kay kurang suka bubur susunya, mungkin karena rasanya tawar. Mulutnya dikatup rapat-rapat tiap disuapi bubur susu. Kemudian saya ganti dengan pisang sunpride.

Ada pengalaman memilukan tentang bubur pisang.
Saat suster mengerok pisang, saya sudah wanti-wanti agar tengahnya jangan diambil. Namun si suster merasa sudah pengalaman, keukeuh tengahnya diambil (alasannya bagus karena banyak lemaknya) hingga menyisakan tengah sangat tipis. Kekhawatiran saya terbukti, Kay terkena sembelit, menangis dan menjerit-jerit saat mau pup. Saya pun berlinangan air mata sambil memeluk Kay yang sedang kesakitan. Melihat saya dan Kay menangis, si suster pun minta maaf dengan wajah sangat menyesal.

Sejak itu saya yang meracik sendiri bubur buahnya Kay, yaitu pisang, pepaya dan alpukat (variasi hanya 2 jenis buah tiap maem) plus ASI saya giatkan lagi agar sembelitnya sembuh. Lumayan semangat Kay maem bubur buah. Meski harus di-entertain tiap maem, tapi bubur buahnya selalu habis. Jika saya hendak pergi pun, saya sempatkan membuatkan makanan Kay, baru saya pergi. Pulangnya, saya beri ASI.

Alhamdulillah pagi ini Kay sembuh dari sembelit, bahkan saya dan suster kecolongan pup, karena saat hendak dimandikan baru ketahuan ternyata Kay sudah pup dari beberapa saat yang lalu. Dia tidak menangis lagi seperti sebelumnya tiap pup. Saya putuskan hari ini Kay maem bubur susu lagi (masuk minggu ke-2 MPASI).

Mudah-mudahan tidak terjadi insiden apa-apa lagi. Hingga detik ini, Kay masih minum ASI dan semoga tetap ASI hingga 2 tahun, amienn.. :)

Lulus ASI Eksklusif

Akhirnya Kay lulus ASI eksklusif… lega rasanya... Masih terbayang gempuran kanan-kiri dari orang-orang tercinta: orang tua, suami dan kakak ipar agar saya memberikan susu formula dan pisang untuk Kay. Namun saya berhasil keukeuh dgn ASI only.

Yang lucu, saat suami menantang saya untuk konsul ke DSA agar saya mau memberikan Kay susu formula. Saat konsul dengan DSA, suami malah diceramahi panjang lebar oleh DSA, yang intinya agar Kay tetap hanya diberi ASI selama ASI memang masih cukup. Hahahaa…

Sejak kejadian itu, tiap malam sebelum tidur, ritual suami adalah menyiapkan air minum dalam gelas besar buat saya, sehingga saya tidak kehausan setiap selesai menyusui Kay ditengah malam.

Dengan ASI, Kay tumbuh sehat, aktif, gak pernah sakit (cuma batuk2 krn angin sore sukabumi itupun lgsg sembuh esoknya stlh saya mengkonsumsi redoxn zinc).

Sekarang Kay sudah cerewet, sudah tumbuh gigi 2, senang loncat2, senang duduk. Ngawur banget yang bilang susu formula lebih baik dari ASI :)

Kegemaran Kay tiap pagi saat ini adalah melihat bediende menyapu dan mengepel. Kay pasti akan tertawa tergelak-gelak melihat gagang sapu dan gagang pel... hihihi..

Senin, Oktober 27, 2008

Bazaar Perdana

Hari pertama.

Perasaan optimis tiba-tiba saja berganti dengan rasa cemas dan deg-degan, khawatir barang tidak terjual. Rasa cemas, takut, dan malu muncul tanpa diundang. Meski demikian, buku tamu untuk order tetap saya siapkan. Sayangnya, kartu nama tidak sempat saya buat.

Sesampainya dilokasi bazaar, lokasi masih sepi. Peserta bazaar belum banyak. Jam 10-an, display beres. Kay pun kenyang ketika dikirim ke rumah orang tua.

Jam makan siang bazaar mulai ramai. Saya makin cemas ketika baru 2pcs kerudung terjual saat bazaar mulai sepi, sekitar jam 2kurang. Sekitar jam 3an, datang teman yang bekerja di HSBC Syariah, lantai dasar WTC. Hari pertama, terjual 4pcs. Kebanyakan pengunjung menunggu gajian, yang jatuh pada hari Jum’at, 2 hari lagi yang juga hari terakhir bazaar.

Hari kedua.
Pagi-pagi jam 10an, sudah ada pembeli yang membeli 2pcs kerudung dan 1pc aksesoris. Pertanda baik, pikir saya. Benar saja. Hari itu stand saya sangat ramai. Para staff customer service HSBC Syariah beramai-ramai mendatangi stand dan memborong 5pcs kerudung putih untuk seragam kerja mereka. Tidak lama kemudian mereka kembali lagi untuk memesan kerudung warna abu-abu untuk seragam kerja dihari yang lain.

Ada kejadian yang kurang mengenakkan, yaitu ketika seorang gadis ingin membeli kerudung merah, yang ternyata sudah diminati oleh sekelompok tiga ibu-ibu yang saat itu sedang memilih-milih juga. Dengan kecewa si gadis mengalah dan pergi.
Bu, anak yang tadi seperti mau nangis,' kata bediende yang ikut melayani pembeli.

Menyesal saya tidak segera membujuknya untuk meninggalkan nomor telepon agar saya buatkan kerudung warna merah yang baru. Kelompok ibu-ibu itupun akhirnya membeli 3pcs kerudung.

Setelah jam makan siang, bazaar kembali sepi. Sambil mengisi waktu, iseng saya kirim info bazaar via sms ke beberapa teman berkerudung. Tidak dinyana, seorang rekan kerja lama langsung menelepon dan langsung memesan 4pcs plus 1 aksesoris. Wah!

Melihat stand saya cukup ramai, ibu penyewa stand sebelah saya menghampiri dan mengajak saya bekerja sama dengan anaknya memproduksi kerudung. Kebetulan anaknya pernah berbisnis serupa dan para penyulamnya masih ada. Dia akan menyuruh anaknya untuk datang esok bertemu dengan saya dilokasi bazaar.

Hari kedua terjual 9pcs kerudung plus 9pcs pesanan. Alhamdulillah… saya pulang dengan rasa optimis yang tinggi.

Hari ketiga.
Meski tidak sebanyak hari kedua, tapi hari ketiga terbilang lumayan. Total bazaar selama 3hari, kerudung terjual 19pcs, dengan 12pcs pesanan. Saya benar-benar bersyukur. Apalagi saat mendengar para pembeli atau yang sekedar melihat-lihat, mengatakan kerudung yang saya jual cantik-cantik.

Saya pada akhirnya menyesal tidak membuat kartu nama, karena ternyata banyak yang memintanya. Bahkan beberapa ada yang menanyakan lokasi toko dan mendoakan saya segera punya toko, hahaha.... Rasanya ge-er sekali ketika para pembeli meminta alamat web on-line shop saya. Rasa senang membuat saya sampai gemetar saat menuliskannya dikertas.

Oya, karena ASIP hanya tersedia 60cc, maka hari itu Kay tidak bisa dititipkan dirumah orang tua saya. Jadilah seharian Kay ikut bazaar. Untungnya dia tidak rewel dan pulangnya tidak sakit.
Pasca bazaar, saya fokus menyelesaikan pesanan. Apalagi pembuatannya memang tidak bisa cepat, karena seluruh hiasan disulam dengan tangan. Benar-benar handmade.

Sambil menunggu pesanan selesai, saya mencoba memilih-milih bazaar selanjutnya yang akan saya ikuti (selama bazaar 3hari, brosur bazaar Nov-Des banyak saya terima dari marketing EO bazaar). Mudah-mudahan bazaar WTC merupakan awal yang baik. Amien.

Minggu, Oktober 26, 2008

Mencoba bisnis dengan bazaar

Menjelang Kay usia 6bulan, dimana ASI Exclusif akan berakhir, saya mulai memikirkan kegiatan. Antara kembali bekerja atau mencoba usaha.

Pilihan mencoba usaha muncul saat saya melihat kerudung cantik. “Gimana kalau saya mencoba bisnis butik kerudung cantik ini?” pikir saya tiba-tiba. Entah kenapa, ada rasa optimis kerudung ini akan laris terjual. Tapi, jual kemana? Rekan-rekan saya yang berkerudung memang banyak. Tapi tentu saja butuh waktu lama untuk penjualan one by one. Buka toko? Hmm… rasanya terlalu dini, sementara saya belum tahu bagaimana respon atas kerudung ini.

Tiba-tiba terpikir bazaar. Sepertinya bazaar yang paling efektif. Tapi, dimana ada bazaar ya? Coba cari info dengan search ke Yahoo, gak ketemu yang dicari. Yang ada malah pameran skala besar seperti di JHCC.

Hingga akhirnya tampil milis bazaar hunter. Langsung saya subscribe. Info bazaar tidak langsung muncul. Namun ada satu anggota milis yang sedang mencari share untuk stand bazaar WTC, 22-24 Oktober 08. Nah! Ini yang saya cari.

Segera saya hubungi via handphone. Data EO penyelenggara bazaar WTC saya peroleh dan segera saya hubungi. Setelah itu semua berjalan mulus bak jalan tol. Seakan usaha saya dibalas olehNya dengan terbukanya berbagai kemudahan dihadapan saya.

Kemudahan pertama yang saya dapat yaitu tanpa saya minta, si marketing EO memberikan discount 50% untuk sewa stand. Menurut si marketing, si penyewa stand tersebut tiba-tiba batal ikut. Ternyata, dari layout yang saya terima, lokasi stand saya berada ditengah-tengah ruangan. Sangat strategis!

Kemudahan kedua adalah saat saya butuh mannequin kepala untuk display kerudung. Tiba-tiba saja saya mendapat pinjaman barang tersebut dari seseorang yang lokasinya dekat dari lokasi bazaar. Lumayan, tidak perlu keluar waktu, tenaga dan uang.

Kemudahan selanjutnya, ketika saya butuh share untuk sewa stand. H-1, saya buka penawaran dimilis bazaar. Tidak sampai 2jam, saya sudah mendapatkan teman untuk share. Biaya sewa jadi lebih irit lagi, menjadi setengahnya.

Kendala satu-satunya adalah ASIP. Di freezer Cuma ada stok ASIP 220cc. But the show must go on. Saya bismillah saja untuk yang satu ini. Setidaknya, untuk persiapan bazaar, saya bersyukur sekali sudah mendapat banyak kemudahan. Pertanda baik nih, pikir saya. Amien!

Jumat, Oktober 24, 2008

Ciater

Sabtu dan minggu kemarin, kami berlibur ke Ciater, dalam rangka acara Family Day kantor suami. Suster dan bediende tidak ketinggalan. Sehari sebelumnya saya sudah mempersiapkan barang-barang Kay berikut mainannya.

Saya girang sekali saat mengetahui cottage kami letaknya hanya beberapa langkah dari hot swimming pool. Tambah semangat saya ingin mengajak Kay berenang.

Keesokan harinya, jam 5 subuh seperti biasa Kay minta mimik. Saat sedang menyusui, saya mencium bau tidak sedap. Sepertinya Kay pup, pikir saya. Setelah mimik selesai, saya segera membuka popok Kay dan benar. Akhirnya Kay pup setelah 10hari tidak pup. Segera saya bangunkan suster, karena perlak ada dikamarnya.

Jadilah kami dibuat melek di pagi buta oleh aroma pup yang semriwingg...

Jam 6.30, saya dan suster membawa Kay ke pool. Sementara Kay berjemur, saya berendam. 15 menit kemudian, Kay saya bawa berendam, tentunya dikolam yang hangat khusus balita.

Sedang asik berendam, papinya Kay datang. Langsung deh jepret sana sini. Ternyata, melihat Kay senang diajak berenang, papinya jadi ingin ikutan berendam dengan Kay.
Gantian saya yang mengabadikan Kay berenang dengan papinya.
Cheeseeeee....


Pulangnya, suami mengajak mampir ke Tangkuban Perahu. Yuuukk!

Disana ternyata ramai sekali. Panas terik pula. Kay pun sepertinya kepanasan.
Jadilah kami berfoto sebentar lalu langsung turun dan pulang.