Selasa, Desember 16, 2008

Bisnis rumahan

Setelah membaca Femina edisi tahunan, saya jadi makin bersemangat menekuni bisnis saya. Edisi yang membahas tentang berbisnis dirumah bagi para ibu tersebut mebuat saya melek dan pe-de dalam berbisnis. Disitu disebutkan bahwa seorang Elizabeth Wahyu memulai bisnisnya juga dari rumah, sambil menjaga putrinya. Sekarang, siapa yang tak kenal pengusaha muda tersebut? Aksesoris rancangannya bernilai tinggi dan berkelas. Penghasilannya pun saat ini pastinya sudah melebihi penghasilan seorang CEO. Lebih dari itu, dia bisa terus mengawasi tumbuh kembang putrinya. Sungguh ideal.

Bagi pekerja kantoran, tentu saja perlu keberanian dan keyakinan untuk memulainya. Keberanian untuk mengambil keputusan keluar dari comfort zone yakni kepastian income. Juga keyakinan bahwa kita mampu menekuni bisnis yang sudah pasti akan jatuh-bangun, apalagi hingga bisnis bisa berkembang dan maju.

Beruntung saya tidak memerlukan keberanian, karena saya di-PHK akibat perubahan manajemen perusahaan (di-PHK masih ada untungnya?hehehe...). Yang saya perlukan hanya keyakinan bahwa saya bisa.

Sebenarnya sayapun tidak begitu pe-de saat memulai berbisnis. Apalagi tidak ada pengalaman berbisnis dalam keluarga besar saya. Hanya saja, sejak zaman kuliah saya memang suka iseng, mulai dari mengajar privat English untuk SMA, mengajar baca Qur'an untuk pegawai kantoran, hingga menjual kartu telepon dikios fotocopy kampus (saat itu masih zaman pager). Saya memiliki jiwa 'cari uang', hahaha....

Kini kemandirian finansil saya terusik, ditambah kejenuhan yang memuncak. Ini membuat saya mengeksplorasi peluang yang bisa saya jadikan uang. Saya menyukai kreativitas, keindahan dan menyukai dunia jahit-menjahit. Kombinasi ketiganya saya wujudkan kedalam ButikAlisha. Satu yang saya yakini, hobby yang dijadikan bisnis akan membuat kita lebih tahan banting dalam berbisnis.

Perlahan tapi pasti, bisnis saya berjalan dengan lancar bahkan diluar dugaan, alhamdulillah. Pengalaman kerja dari profesi kerja sebelumnya banyak saya aplikasikan dalam berbisnis, mulai dari bernegosiasi hingga maintain relationship. Alhamdulillah..., saya benar-benar bersyukur pada-Nya. Untuk jangka pendek, saya belum berani bermimpi, karena situasi krisis global saat ini. Meski demikian, untuk jangka panjang, saya punya satu mimpi. Hanya kepada suami dan Ibu saya bercerita tentang mimpi saya. Kedua orang tercinta inilah yang sangat mendukung bisnis saya ini.

Semoga saja krisis ekonomi tidak mematikan usaha yang baru dimulai ini dan mimpi besar saya dapat terwujud. Jika itu terwujud, mungkin saat itulah saya benar-benar merasakan setiap tarikan nafas saya bermanfaat dan memiliki berkah. Amien...

Pelanggan ButikAlisha

Setelah sekian kali lupa terus mau ambil pic pembeli setia kerudung ButikAlisha, akhirnya Kamis kemarin kesampaian juga.

Kebetulan hari itu saya mau cari baby walker buat Kay, jadi sekalian saja mampir ke HSBC Amanah WTC mengantar pesanannya mba Maiva, teller HSBC Amanah. Biasanya pesanan saya titip ke supir suami untuk diantar ke klien, yang kebetulan satu gedung dengan kantor suami.

Awalnya sih, para staff Customer Service yang duluan pakai kerudung ButikAlisha. Lalu staff Teller gak mau ketinggalan gaya. Jadilah mereka pesan 5pcs untuk seragam kerja. Sayangnya, saat itu staff CS sedang sibuk melayani Nasabah. Akhirnya, mba Maiva ini yang bisa saya 'culik'. Staff Teller yang lain juga tidak ada ditempat. Teller desk kosong. But it's ok lah, next time masih bisa, karena kebetulan si mba Maiva ini pesan lagi untuk temannya.

Selesai dengan HSBC, ketika sedang menunggu supir di area lobby, tiba-tiba saya berpapasan dengan Ibu Roelly, pegawai UNICEF yang telah memborong 25pcs kerudung ButikAlisha. Kebetulan saat itu beliau sedang memakai kerudungnya.

Dari total 70pcs kerudung yang terjual sejak 22Oktober 2008, sepertiganya dibeli oleh bu Roelly ini. Pembeli terbanyak kedua ya HSBC, yang telah membeli 15pcs untuk seragam kerja.

Jumat, Desember 12, 2008

Idul Adha

Saat Idul Adha, Kay sudah kembali sehat. Sayangnya, kondisi yang masih baru pulih, cuaca yang buruk dan sepupu-sepupunya yang sakit membuat Kay terserang batuk sepulang bersilaturahmi dari rumah Yang Ti dan Mami. Esoknya, saya ke dokter lagi. Duh..duh.. lagi musim penyakit, memang...

Dua hari kemudian, Kay sembuh setelah rutin minum puyer batuknya.


Cuaca begini, jadi agak-agak mikir kalau mau ajak Kay jalan-jalan. Padahal gara-gara Kay nangis bertemu keluarga Papinya dirumah Yang Ti, sepulang dari sana Papinya langsung menyarankan Bunda supaya sering-sering mengajak Kay ke Mall or acara-acara apapun, agar Kay tidak takut bertemu orang. Waahhh.. lagi musim Sale begini disuruh nge-mall, siapa yang nolak?? huehehee....

Yang pasti, hari ini Bunda harus ninggalin Kay dirumah untuk membeli Baby Walker. Sejak kemarin, Kay sudah senang berdiri dan mulai berjalan 1-2 langkah. Jika dipaksa duduk, badannya diselonjorin ke depan, supaya diberdirikan. Hmmmm...

Senin, Desember 08, 2008

Bazaar Rumah Kita, Bogor

ButikAlisha ikutan bazaar Rumah Kita, Bogor, akhir November kemarin. Dengan persiapan mendadak, karena sempat ragu ikutan atu tidak karena badan kurang fit, jadilah ada beberapa perlengkapan bazaar yang ketinggalan. Termasuk mannequin kepala untuk display kerudung. Untungnya saya memakai kerudung yang sama dengan dagangan, jadilah saya sebagai manequinnya, hiks…
Feeling saya untuk memakai supir, ternyata terbukti benar, karena jarak area parkir dengan lokasi Rumah Kita cukup jauh hingga menggunakan becak khusus. Sementara barang dijaga oleh bediende yang ikut menemani, saya pun parkir. Repot sekali. Yah, supir yang telat memberi info, membuat saya harus nyetir Bekasi-Bogor PP.

Setibanya saya disana, stand saya sepertinya bergeser agak ke dalam. Karena sesuai layout, harusnya stand saya dihook pinggir jalan, tempat orang lalu lalang. Mungkin karena sehari sebelumnya saya batal ikut, maka stand saya digeser.. entahlah.. Rezeki gak kemana, pikir saya.

Untungnya, saya bertemu teman organisasi, sepasang suami istri, yang sudah lama sekali gak contact. Untung, karena teman saya menawarkan stand-nya yang free sejak jam 12 siang. Sementara acara masih berlangsung 2jam lagi. Dibantu teman, saya pun pindah stand, yang lokasinya strategis. Allah Maha Adil….
Selama 4jam bazaar, krudung terjual 8pcs. Alhamdulillah… Lumayan banyak untuk waktu yang demikian singkat. Ada seorang ibu-ibu yang memberikan kartu namanya dan meminta saya mau mengajarkan ibu-ibu Bogor yang mengerjakan produk yang sama dengan saya, saat beliau mengadakan bazaar.

Dengan kepala migren dan sedikit mual akibat udara panas, saya pun membereskan stand. Dengan berbecak ria, saya menuju area parker. Setir mobil panas sampai-sampai tidak bisa dipegang. Udara panas sebenarnya enak untuk tidur selama perjalanan pulang. Apalagi migren kumat begini.
Setibanya di rumah, saya minta punggung saya dikerok oleh bediende. Hasilnya, merah kehitaman. Melihat saya dikerok, suami berkomentar, "Ampuunn... dua kali bazaar dua kali kerokan.."

Kay diisengin Bunda....

Lagi pengen jail sama Kay, jadilah begini tampilan Kay dengan memakai kerudung dagangan, huehehe....

Kalo Bunda lagi sibuk, Kay ngertiin banget. Cukup dimasukkan kedalam keranjang, dikasih mainan yang banyak, Bunda bisa kerja dengan tenang. Kalo Kay mulai bosen, kasih majalah or apapun bentuk kertas (asal jangan koran), Kay udah anteng merobek-robek kertas.

Tidak terasa, sudah 70pcs kerudung terjual dalam waktu 1.5bulan. Pesanan gak pernah berhenti, alhamdulillah....

Ultah Zahra

Hari Minggu kemarin, kami memenuhi undangan 1st b-day Zahra, putri pertama sahabat kami di KFC Kemang. Seperti biasa, suami molor. Akibatnya, acara sudah selesai, kami baru sampai. Sebelum pergi, iseng foto dulu dengan Kay. Cheeseee…




Setibanya dilokasi, Kay yang baru tertidur sebentar, tiba-tiba terbangun dan berteriak kencang. Mungkin kaget dan kesal. Kasihan anakku.... Tapi setelah itu Kay tidak rewel, malah asik melihat-lihat balon dan gambar-gambar.


Karena acara sudah selesai, tidak lama tiba, kami hanya chit chat sejenak dengan tamu lain, lalu lunch bareng sang pemilik keriaan. Sementara yang berulang tahun sudah dibawa pulang neneknya, karena ternyata sedang sakit.

Melihat acara ultah baby begini, sepertinya seru. Namun saya dan suami sepakat memberikan pesta ultah untuk Kay diusianya yang ke-2 saja.

Minggu, Desember 07, 2008

Untuk pertama kalinya bidadari kecilku sakit

Fri, 5 Dec.
12pm.
Tiba-tiba saja badan Kay panas. Suhu tubuhnya mencapai 39 derajat C. Pagi yang masih riang, siang itu terlihat lebih kalem. Makin sore, keadaannya kian parah. Namun bidadari kecilku ini sama sekali tidak rewel. Dia cuma diam saja dengan kondisi badannya yang enggak enak itu. Kay pun tidak mau dipegang suster maupun bediende. Hanya sama saya. Saat saya coba berikan Tempra, Kay langsung muntah banyak sekali. Saya yang malam itu rencananya akan ber-bowling ria di EX memenuhi ajakan bujang party sahabat, harus urung ikut.

5pm.
Setelah menghubungi suami tentang keadaan si kecil, kami pun memutuskan untuk membawa Kay ke dokter. Suami menyarankan RS Mitra Bekasi, yang terdekat. Sementara saya ragu, mengingat kasus RS Mitra Jatinegara yang melarang perawatnya bertugas mengenakan jilbab. Bisa-bisa mendapat diskriminasi dalam pelayanan, nih..pikir saya. Namun untuk tetap berobat ke RS Bunda, sama saja cari penyakit.., lha Jum’at sore kok ya ke Jakartaa...

6pm.
Saya nekat saja pergi ke RS Mitra Bekasi. Di jalan, saya hubungi Dewi, seorang sahabat yang anak-anaknya pasien RS tersebut. Dia merujuk 2 dokter yang kapabilitasnya oke. Saat saya singgung tentang jilbab, sahabat saya kebingungan. Emang kenapa, Deas ? sahabat saya ini balik bertanya. Dia bingung karena, dokter Tisa, salah satu dokter langganannya, berjilbab. Wohohoo...

Setibanya disana, saya terhenyak. Para staff RS dan para pasien mostly berjilbab. Mitra Jatinegara antipati jilbab-er, sementara Mitra Bekasi sebaliknya. Hmm... menarik !

Dokter Tisa ternyata tidak praktek. Mau tidak mau saya mendaftar untuk ke dr. Winarno (terpaksa karena dokter rujukan sahabat saya ini adalah dokter senior which is pasiennya pasti banyuak). Benar saja, saya mendapat nomor urut 27 dan saat itu dokter belum mulai praktek. Weleh!

7pm.
Saya meminjam thermometer ke perawat. Masih di angka 39. Tidak lama kemudian si suster memanggil saya masuk ke dalam ruangan. Si suster ternyata pro-aktif, berinisiatif menceritakan kondisi Kay ke dr. Winarno dan mendapat instruksi dari dokter untuk memberikan obat penurun panas untuk Kay sambil menunggu giliran konsul.

8pm.
Kami masuk ruang dokter. Dari diagnosa dokter, Kay terkena radang tenggorokan dan mendapat obat antibiotik dan puyer. Tidak lama kemudian, papinya Kay datang menjemput. Melihat papinya, Kay langsung minta gendong. Saya pun bisa meluruskan tangan setelah sejak jam 3sore terus menggendongnya.

Sat, 6 Dec.
2am.
Tiba-tiba Kay terbangun dan kami berniat memberikan obatnya. Suhu tubuhnya 39,21. Panas sekali. Saat disuapi obat, lagi-lagi Kay muntah. Jadilah malam itu heboh. Tempat tidur, lantai kamar dan baju suami terkena muntahan. Kay menangis sejadi-jadinya. Melihat penderitaan Kay, saya pun menangis. Seandainya sakit dan penderitaanmu bisa dipindah ke bunda, Nak…

Setengah jam kemudian, Kay sudah tertidur dalam pelukan saya. Dalam gelap, sambil menangis, saya berjanji pada Allah, saya akan mengurangi kesibukan bisnis saya yang belakangan ini mengurangi banyak waktu saya bersama Kay, asal Kay segera disembuhkan. Tidak lama, saya merasakan tubuh Kay sedikit menghangat. Penasaran saya ambil thermometer. Beberapa menit kemudian muncul angka 33. Apa iya? Saya mencoba melihat tegas angka tersebut dengan lampu HP selama beberapa detik. Benar, 33. Apa ini yang namanya mukjizat?

7am.
Suhu Kay masih di angka 35. Naik lagi, pikir saya. Tiba-tiba hari itu Kay hanya mau dipegang oleh saya. Papinya terlihat sedih melihat putrinya tidak mau digendong olehnya. Bahkan saat Kay muntah (lagi) digendongan papinya ketika harus minum obat, kedua tangannya menggapai-gapai ke arah saya dengan tatapan iba minta saya gendong.

Begitulah Kay, selalu menolak setiap minum obat, dan pasti muntah banyak jika menelan obatnya. Sepanjang hari Kay pun rewel, tidak seperti kemarin.

3pm.
Kay berkeringat sangat banyak saat tidur. Sejak banjir keringat, suhu badannya perlahan mulai turun. Dia pun mulai mau digendong papinya.

5pm.
Kay mulai tertawa-tawa jika diajak bercanda. Meski sebentar kemudian dia lemah lagi.

7pm.
Suhu tubuhnya sudah pulih. Saya pun lega. Alhamdulillah….
Selesai sholat maghrib berjama'ah, suami berkata,"Kamu semalem kan nangis liat Kay sakit, kalo aku yang sakit, kamu nangis juga gak?"
Uhuk... uhuk....