Selasa, November 25, 2008

Hang out sambil jualan...


Berbeda dengan sahabat saya yang ingin jadi real housewife, sahabat-sahabat saya ini justru ingin punya tambahan selain kerja kantoran. Mendengar cerita bazaar dan bisnis saya, mereka makin tergiur untuk berbisnis sampingan.


Malah salah satu sahabat ingin berbisnis karena dilarang suami bekerja kantoran. Hmm... Teman yang sini pengen tetap kerja tapi dilarang suami... Teman yang sana capek kerja tapi belum ada sandaran...


Pertemuan singkat sambil lunch ini cukup menutupi rasa kangen. Mereka pastinya terkaget-kaget dengan new looks saya ini. Mereka yang dulu minta diajarin main billyard sama saya, sekarang tiba-tiba melihat penampilan saya yang tentunya sudah tidak cocok nge-billy, hahaha....


Kay di usia 7 bulan


Masuk usia 6.5bulan, Kay mulai senang duduk. Mandi pun maunya duduk.

Kini, usianya genap 7 bulan. Yang tadinya mandi duduk sambil berpegangan bak, sekarang tangannya sibuk ciprat-ciprat air.

Sekarang Kay malah maunya berdiri.

Yang paling disyukuri, Kay tidak rewel dalam hal makanan. Semua dia mau. Padahal menjelang MPASI, banyak cerita bayi ASIX susah MPASI. Sempet ikut was-was juga.... Alhamdulillah lancar...

Untuk pertama kalinya sejak Kay lahir, saya beli sufor, kemarin. Itupun rasanya beraaaaaattt... banget! Rasanya saya jadi Ibu yang kurang berjuang demi anak saat membeli sufor. Saya terpaksa beli karena papinya Kay ribut terus memaksa saya beli sufor. Daripada pusing diributin, ya sudahlah beli sekaleng kecil. Itupun sampai rumah segera wanti2 ke suster, agar sufor dibuka jika benar-benar emergency dan harus sepengetahuan dan sepersetujuan saya. Bukan suami.


Selain beli sufor, juga beli jantung pisang, si alat paling ampuh untuk memperbanyak ASI. Sayang, si suster lagi-lagi gak pake tanya, main kupas jantung pisang. Padahal jantung pisang hanya dimakan bagian bunganya saja, dibagian dalam.

Alhasil, begitu sayur jantung pisang matang, rasanya bak jamu hitam yang super pahit. Gak bisa dimakan. Padahal jantung pisang lumayan susah diperoleh. Susteeeer...susterrrr...

Ibu Rumah Tangga

"Ci, gue mau jadi Ibu Rumah Tangga aja, ah..” demikian awal pembicaraan cukup serius saya dengan seorang sahabat, Erry, kemarin.

“Eehh.. jangan salah, jengg… jadi IRT gak seperti yang lo kira. Apalagi lo lebih lama ‘pegang duit’ daripada gue. Jaman gue kuliah, lo udah gawe. Ya kan? Bisa stress and kejang-kejang lo nanti…” kata saya mengingatkan.

“Lho? Bukannya enak ya jadi Ibu Rumah Tangga itu?”

“Yaa.. Enak nggak enak lah.. Bingung juga kalo diam doang di rumah. Apalagi kalau mau bela-beli keperluan pribadi rasanya ada yang ganjel. Biarpun suami gak pernah tanya-tanya sisa uang bulanan, tapi tetep aja rasanya gimanaaa.. gitu. Beda lah kalau kita belanja dari hasil keringat sendiri. Ini aja gue pergi ke Gramedia sambil gak enak hati, gue ke sini, sementara suami pergi kerja. Padahal gw pergi untuk keperluan bisnis gue. Ya gitu laaah.. Btw, lo kenapa tiba-tiba mau jadi Ibu Rumah Tangga?"

"Ooo.. gitu ya? Iya nih, gue udah cape gawe... "

"Ya ampyun... yaa namanya juga gawe, say. Masih untung bisa gawe, hari gini orang banyak yang kena PHK, kan?"

"Iya sihh… Iya ya, gue kok jadi kayak kurang bersyukur ya? Tapi gue emang udah capek gawe, Ci."

Saya terdiam. Sahabat saya ini memang tidak seberuntung saya, yang bisa menikmati bangku kuliah dengan biaya dari orang tua. Sementara dia, lulus SMA harus bekerja sebagai sekretaris sambil kuliah D1 di akademi bereputasi biasa. Saat kemudian dia bisa kuliah D3 di Tar-Q, itupun dengan biaya sendiri. Wajar jika sekarang dia merasa jenuh…

“Emang lo mau balik gawe lagi jeng?" tanyanya lagi.
"Kayaknya sih mau bisnis aja. Lagipula kondisi begini, susah juga ya. Sementara banyak perusahaan bangkrut dan orang-orang mulai banyak di PHK, kan?" jawab saya.

"Iya sih... Tapi lo juga gak bosen juga ya diem di rumah, kan udah ada baby..? Eh iya, lo udah anniversary ya jeng?"

"Udah, July kemarin."
"Wah, gak terasa ya, udah anniversary. Sekarang udah ada baby pula."

Saya kembali terdiam. Sahabat saya ini bulan Januari 2009 ultah ke-33. Belum ada calon teman hidup. Naluri keibuannya menggelegak. Sementara itu tubuh dan jiwanyanya juga sudah ingin istirahat dari mencari nafkah.
Life..oh life…

Senin, November 03, 2008

Mulai MPASI

Minggu 26 Oktober 2008, Kay mulai MPASI.

Sehari sebelumnya, saya kesana-kesini cari Gasol, merk tepung beras organik khusus MPASI. Pertama saya hubungi agen Gasol Bekasi. Si pemilik ternyata sudah siap-siap pergi, sementara tokonya sudah tutup saat saya telpon. Dia lalu memberikan telpon Ibu Ika si pemilik Gasol. Menurut Ibu Ika, pengiriman baru bisa Senin. Wah! Besok Kay sudah mulai MPASI.

Akhirnya beliau info Gasol tersedia di Total buah cabang Kelapa Gading. Saat saya kesana, Gasol habis. Lalu saya ke Total buah Kelapa Gading II, alhamdulillah Gasol masih banyak dengan beragam rasa. Saya beli Gasol tepung beras merah, beras wangi dan kacang hijau.

Minggunya, saya buatkan Kay bubur susu tepung beras merah dan juga bubur pisang. Ternyata Kay kurang suka bubur susunya, mungkin karena rasanya tawar. Mulutnya dikatup rapat-rapat tiap disuapi bubur susu. Kemudian saya ganti dengan pisang sunpride.

Ada pengalaman memilukan tentang bubur pisang.
Saat suster mengerok pisang, saya sudah wanti-wanti agar tengahnya jangan diambil. Namun si suster merasa sudah pengalaman, keukeuh tengahnya diambil (alasannya bagus karena banyak lemaknya) hingga menyisakan tengah sangat tipis. Kekhawatiran saya terbukti, Kay terkena sembelit, menangis dan menjerit-jerit saat mau pup. Saya pun berlinangan air mata sambil memeluk Kay yang sedang kesakitan. Melihat saya dan Kay menangis, si suster pun minta maaf dengan wajah sangat menyesal.

Sejak itu saya yang meracik sendiri bubur buahnya Kay, yaitu pisang, pepaya dan alpukat (variasi hanya 2 jenis buah tiap maem) plus ASI saya giatkan lagi agar sembelitnya sembuh. Lumayan semangat Kay maem bubur buah. Meski harus di-entertain tiap maem, tapi bubur buahnya selalu habis. Jika saya hendak pergi pun, saya sempatkan membuatkan makanan Kay, baru saya pergi. Pulangnya, saya beri ASI.

Alhamdulillah pagi ini Kay sembuh dari sembelit, bahkan saya dan suster kecolongan pup, karena saat hendak dimandikan baru ketahuan ternyata Kay sudah pup dari beberapa saat yang lalu. Dia tidak menangis lagi seperti sebelumnya tiap pup. Saya putuskan hari ini Kay maem bubur susu lagi (masuk minggu ke-2 MPASI).

Mudah-mudahan tidak terjadi insiden apa-apa lagi. Hingga detik ini, Kay masih minum ASI dan semoga tetap ASI hingga 2 tahun, amienn.. :)

Lulus ASI Eksklusif

Akhirnya Kay lulus ASI eksklusif… lega rasanya... Masih terbayang gempuran kanan-kiri dari orang-orang tercinta: orang tua, suami dan kakak ipar agar saya memberikan susu formula dan pisang untuk Kay. Namun saya berhasil keukeuh dgn ASI only.

Yang lucu, saat suami menantang saya untuk konsul ke DSA agar saya mau memberikan Kay susu formula. Saat konsul dengan DSA, suami malah diceramahi panjang lebar oleh DSA, yang intinya agar Kay tetap hanya diberi ASI selama ASI memang masih cukup. Hahahaa…

Sejak kejadian itu, tiap malam sebelum tidur, ritual suami adalah menyiapkan air minum dalam gelas besar buat saya, sehingga saya tidak kehausan setiap selesai menyusui Kay ditengah malam.

Dengan ASI, Kay tumbuh sehat, aktif, gak pernah sakit (cuma batuk2 krn angin sore sukabumi itupun lgsg sembuh esoknya stlh saya mengkonsumsi redoxn zinc).

Sekarang Kay sudah cerewet, sudah tumbuh gigi 2, senang loncat2, senang duduk. Ngawur banget yang bilang susu formula lebih baik dari ASI :)

Kegemaran Kay tiap pagi saat ini adalah melihat bediende menyapu dan mengepel. Kay pasti akan tertawa tergelak-gelak melihat gagang sapu dan gagang pel... hihihi..