Senin, Oktober 27, 2008

Bazaar Perdana

Hari pertama.

Perasaan optimis tiba-tiba saja berganti dengan rasa cemas dan deg-degan, khawatir barang tidak terjual. Rasa cemas, takut, dan malu muncul tanpa diundang. Meski demikian, buku tamu untuk order tetap saya siapkan. Sayangnya, kartu nama tidak sempat saya buat.

Sesampainya dilokasi bazaar, lokasi masih sepi. Peserta bazaar belum banyak. Jam 10-an, display beres. Kay pun kenyang ketika dikirim ke rumah orang tua.

Jam makan siang bazaar mulai ramai. Saya makin cemas ketika baru 2pcs kerudung terjual saat bazaar mulai sepi, sekitar jam 2kurang. Sekitar jam 3an, datang teman yang bekerja di HSBC Syariah, lantai dasar WTC. Hari pertama, terjual 4pcs. Kebanyakan pengunjung menunggu gajian, yang jatuh pada hari Jum’at, 2 hari lagi yang juga hari terakhir bazaar.

Hari kedua.
Pagi-pagi jam 10an, sudah ada pembeli yang membeli 2pcs kerudung dan 1pc aksesoris. Pertanda baik, pikir saya. Benar saja. Hari itu stand saya sangat ramai. Para staff customer service HSBC Syariah beramai-ramai mendatangi stand dan memborong 5pcs kerudung putih untuk seragam kerja mereka. Tidak lama kemudian mereka kembali lagi untuk memesan kerudung warna abu-abu untuk seragam kerja dihari yang lain.

Ada kejadian yang kurang mengenakkan, yaitu ketika seorang gadis ingin membeli kerudung merah, yang ternyata sudah diminati oleh sekelompok tiga ibu-ibu yang saat itu sedang memilih-milih juga. Dengan kecewa si gadis mengalah dan pergi.
Bu, anak yang tadi seperti mau nangis,' kata bediende yang ikut melayani pembeli.

Menyesal saya tidak segera membujuknya untuk meninggalkan nomor telepon agar saya buatkan kerudung warna merah yang baru. Kelompok ibu-ibu itupun akhirnya membeli 3pcs kerudung.

Setelah jam makan siang, bazaar kembali sepi. Sambil mengisi waktu, iseng saya kirim info bazaar via sms ke beberapa teman berkerudung. Tidak dinyana, seorang rekan kerja lama langsung menelepon dan langsung memesan 4pcs plus 1 aksesoris. Wah!

Melihat stand saya cukup ramai, ibu penyewa stand sebelah saya menghampiri dan mengajak saya bekerja sama dengan anaknya memproduksi kerudung. Kebetulan anaknya pernah berbisnis serupa dan para penyulamnya masih ada. Dia akan menyuruh anaknya untuk datang esok bertemu dengan saya dilokasi bazaar.

Hari kedua terjual 9pcs kerudung plus 9pcs pesanan. Alhamdulillah… saya pulang dengan rasa optimis yang tinggi.

Hari ketiga.
Meski tidak sebanyak hari kedua, tapi hari ketiga terbilang lumayan. Total bazaar selama 3hari, kerudung terjual 19pcs, dengan 12pcs pesanan. Saya benar-benar bersyukur. Apalagi saat mendengar para pembeli atau yang sekedar melihat-lihat, mengatakan kerudung yang saya jual cantik-cantik.

Saya pada akhirnya menyesal tidak membuat kartu nama, karena ternyata banyak yang memintanya. Bahkan beberapa ada yang menanyakan lokasi toko dan mendoakan saya segera punya toko, hahaha.... Rasanya ge-er sekali ketika para pembeli meminta alamat web on-line shop saya. Rasa senang membuat saya sampai gemetar saat menuliskannya dikertas.

Oya, karena ASIP hanya tersedia 60cc, maka hari itu Kay tidak bisa dititipkan dirumah orang tua saya. Jadilah seharian Kay ikut bazaar. Untungnya dia tidak rewel dan pulangnya tidak sakit.
Pasca bazaar, saya fokus menyelesaikan pesanan. Apalagi pembuatannya memang tidak bisa cepat, karena seluruh hiasan disulam dengan tangan. Benar-benar handmade.

Sambil menunggu pesanan selesai, saya mencoba memilih-milih bazaar selanjutnya yang akan saya ikuti (selama bazaar 3hari, brosur bazaar Nov-Des banyak saya terima dari marketing EO bazaar). Mudah-mudahan bazaar WTC merupakan awal yang baik. Amien.

Minggu, Oktober 26, 2008

Mencoba bisnis dengan bazaar

Menjelang Kay usia 6bulan, dimana ASI Exclusif akan berakhir, saya mulai memikirkan kegiatan. Antara kembali bekerja atau mencoba usaha.

Pilihan mencoba usaha muncul saat saya melihat kerudung cantik. “Gimana kalau saya mencoba bisnis butik kerudung cantik ini?” pikir saya tiba-tiba. Entah kenapa, ada rasa optimis kerudung ini akan laris terjual. Tapi, jual kemana? Rekan-rekan saya yang berkerudung memang banyak. Tapi tentu saja butuh waktu lama untuk penjualan one by one. Buka toko? Hmm… rasanya terlalu dini, sementara saya belum tahu bagaimana respon atas kerudung ini.

Tiba-tiba terpikir bazaar. Sepertinya bazaar yang paling efektif. Tapi, dimana ada bazaar ya? Coba cari info dengan search ke Yahoo, gak ketemu yang dicari. Yang ada malah pameran skala besar seperti di JHCC.

Hingga akhirnya tampil milis bazaar hunter. Langsung saya subscribe. Info bazaar tidak langsung muncul. Namun ada satu anggota milis yang sedang mencari share untuk stand bazaar WTC, 22-24 Oktober 08. Nah! Ini yang saya cari.

Segera saya hubungi via handphone. Data EO penyelenggara bazaar WTC saya peroleh dan segera saya hubungi. Setelah itu semua berjalan mulus bak jalan tol. Seakan usaha saya dibalas olehNya dengan terbukanya berbagai kemudahan dihadapan saya.

Kemudahan pertama yang saya dapat yaitu tanpa saya minta, si marketing EO memberikan discount 50% untuk sewa stand. Menurut si marketing, si penyewa stand tersebut tiba-tiba batal ikut. Ternyata, dari layout yang saya terima, lokasi stand saya berada ditengah-tengah ruangan. Sangat strategis!

Kemudahan kedua adalah saat saya butuh mannequin kepala untuk display kerudung. Tiba-tiba saja saya mendapat pinjaman barang tersebut dari seseorang yang lokasinya dekat dari lokasi bazaar. Lumayan, tidak perlu keluar waktu, tenaga dan uang.

Kemudahan selanjutnya, ketika saya butuh share untuk sewa stand. H-1, saya buka penawaran dimilis bazaar. Tidak sampai 2jam, saya sudah mendapatkan teman untuk share. Biaya sewa jadi lebih irit lagi, menjadi setengahnya.

Kendala satu-satunya adalah ASIP. Di freezer Cuma ada stok ASIP 220cc. But the show must go on. Saya bismillah saja untuk yang satu ini. Setidaknya, untuk persiapan bazaar, saya bersyukur sekali sudah mendapat banyak kemudahan. Pertanda baik nih, pikir saya. Amien!

Jumat, Oktober 24, 2008

Ciater

Sabtu dan minggu kemarin, kami berlibur ke Ciater, dalam rangka acara Family Day kantor suami. Suster dan bediende tidak ketinggalan. Sehari sebelumnya saya sudah mempersiapkan barang-barang Kay berikut mainannya.

Saya girang sekali saat mengetahui cottage kami letaknya hanya beberapa langkah dari hot swimming pool. Tambah semangat saya ingin mengajak Kay berenang.

Keesokan harinya, jam 5 subuh seperti biasa Kay minta mimik. Saat sedang menyusui, saya mencium bau tidak sedap. Sepertinya Kay pup, pikir saya. Setelah mimik selesai, saya segera membuka popok Kay dan benar. Akhirnya Kay pup setelah 10hari tidak pup. Segera saya bangunkan suster, karena perlak ada dikamarnya.

Jadilah kami dibuat melek di pagi buta oleh aroma pup yang semriwingg...

Jam 6.30, saya dan suster membawa Kay ke pool. Sementara Kay berjemur, saya berendam. 15 menit kemudian, Kay saya bawa berendam, tentunya dikolam yang hangat khusus balita.

Sedang asik berendam, papinya Kay datang. Langsung deh jepret sana sini. Ternyata, melihat Kay senang diajak berenang, papinya jadi ingin ikutan berendam dengan Kay.
Gantian saya yang mengabadikan Kay berenang dengan papinya.
Cheeseeeee....


Pulangnya, suami mengajak mampir ke Tangkuban Perahu. Yuuukk!

Disana ternyata ramai sekali. Panas terik pula. Kay pun sepertinya kepanasan.
Jadilah kami berfoto sebentar lalu langsung turun dan pulang.